IHSG Hari Ini: 309 Saham Hijau, Menguap 0,24% ke 8.080 – Cermati Profit Taking

IHSG Hari Ini: 309 Saham Hijau, Menguap 0,24% ke 8.080 – Cermati Profit Taking

IHSG memulai sesi perdagangan Rabu dengan sentimen positif, bergerak 0,24% lebih tinggi ke kisaran 8.080 setelah dua hari berturut-turut tertekan. Penguatan ini didukung aksi beli selektif di sektor konsumsi dan pertambangan—dua pilar yang menyerap aliran dana asing sejak awal pekan—sementara emiten infrastruktur masih berjuang menahan tekanan profit taking pasca pencapaian level tertinggi lima pekan lalu. Volume transaksi pembukaan yang naik 18% dibanding rata-rata 20 hari menambah bukti bahwa bandar lokal sedang memanfaatkan volatilitas untuk membangun posisi baru menjelang rangkaian rilis data inflasi domestik dan keputusan suku bunga Fed pada Kamis nanti. Bagi investor ritel, kunci di hari ini adalah memantau apakah IHSG bisa bertahan di atas 8.075 hingga sesi penutupan; level tersebut merupakan konfluensi support kritis dari Fibonacci retracement 38,2% dan simple moving average-5 yang selama tiga bulan menjadi patokan trader jangka pendek. Apakah penguatan ini akan bertahan, atau justru menjadi kesempatan ring-kasir bagi pelaku pasar besar?

Pembukaan IHSG yang hijau di tengah 309 saham naik menunjukkan bahwa sentimen belum sepenuhnya bearish, tapi pelemahan 0,24% ke level 8.080 sekaligus mengingatkan: tekanan profit-taking masih nyata, terutama dari sektor yang sudah rally di pekan lalu. Investor ritel perlu berhati-hati pada saham-saham yang volume-nya tiba-tiba menipis setelah naik tajam—biasanya menjadi sinyal awal distribusi oleh institusi. Sambil menunggu data inflasi IHK Mei yang akan dirilis pekan depan, alokasi dana segar bisa ditahan dulu di cash atau instrumen pasar uang, sehingga Anda siap manfaatkan koreksi berikutnya. Bagaimana jika ternyata sentimen global berubah? Mari kita cermati faktor eksternal yang kini menggerakkan arus dana asing.

  • Penguatan awal IHSG 0,24% disokong 309 saham naik, namun volume tipis Rp484,42 miliar mengisyaratkan aksi profit-taking masih mengintai; pantau level 8.060 sebagai batas aman sebelum menambah posisi.
  • Bank besar seperti BBCA dan BMRI jadi sasaran profit taking, tapi rebound pasca-peluncuran paket ekonomi Jokowi berikutnya bisa muncul di hari ke-2; manfaatkan limit order 0,5% di bawah batas support harian untuk entry bertahap.
  • PMI Manufaktur Indonesia masih di atas 50 menandakan ekspansi, namun perlambatan ini bisa menahan gairah beli sektoral non-siklik; manfaatkan pelemahan saham infrastruktuk & konsumsi untuk entry bertahap sambil menunggu konfirmasi rebound PMI Agustus.

IHSG melaju tipis 0,24% ke 8.080 di menit-menit awal pembukaan, didorong oleh real buying di sektor konsumer dan pertambangan yang masih menikmati sentimen kenaikan harga komoditas global. Meski 309 saham bergerak hijau, volume relatif tipis menandai masih berhati-hatinya bandar lokal pasca rapat Dewan Gubernur BI pekan lalu; investor ritel disarankan mengunci setengah posisi trading jangka pendek dan menunggu konfirmasi break 8.100 untuk menambah lot baru. Apakah penguatan ini bertahan atau segera ditekan profit taking? Simak arus dana asing dan level support berikutnya.

Liquiditas yang tercatat sebesar Rp484,42 miliar—naik tipis dibanding rata-rata 20 hari terakhir—menunjukkan minat beli masih bertahan di kisaran support 8.000, meski volume 563,77 juta saham dan frekuensi 42 ribu kali transaksi mengisyaratkan aksi perebutan profit terbatas pada big caps. Divergensi ini sering muncul saat sentimen global masih ‘wait-and-see’, sehingga investor ritel sebaiknya mengandalkan stock picking ketimbang mengejar rebound menyeluruh; apakah data bid-offer berikutnya akan memperlihatkan pembalikan arus, atau justru tekanan jual dari asing akan kembali mencegat?

Pekan baru dibuka dengan sentimen positif: 309 emiten bergerak hijau—setara 44% dari total saham yang diperdagangkan—sementara 70 saham tertekan dan 211 stagnan. Pola ini menunjukkan bahwa tekanan beli masih bertahap dan tersegmentasi; investor cenderung selektif menaikkan saham-saham berkapitalisasi menengah ke bawah yang belum terlalu mahal, sekaligus mengunci keuntungan di papan utama pascarally Juni. Bagi ritel, momentum hijau yang “tidak merata” menjadi sinyal penting: waspadai volatilitas intraday di sektor yang baru melonjak, dan manfaatkan fase konsolidasi ini untuk menelisik fundamental emiten stagnan—bisa jadi mereka sedang membentuk basis sebelum bergerak lebih tinggi. Apa saja katalis yang mengawasi langkah IHSG berikutnya?

Dari sudut teknikal, range 7.990–8.100 yang diperkirakan Ajaib Sekuritas sudah hampir tersentuh di sesi pertama, sehingga rentang tersebut kini berfungsi sebagai “pagar” support-resistance harian. Bagi investor ritel, waspadai gelombang profit-taking yang kerap muncul saat IHSG mendekati batas atas channel; alih-alih mengejar harga, manfaatkan pelemahan sesaat untuk mengakumulasi saham-saham berteknikal kuat yang belum melonjak, terutama di sektor infrastruktur dan perbankan yang hari ini masih hijau. Sentimen regional yang cenderung mixed juga bisa memperlebar fluktuasi, jadi tetap disiplin pada rencana trading dan pasang stop-loss proporsional. Bagaimana jika batas bawah kembali dites? Mari soroti faktor pendorong lain yang masih mengitari pasar hari ini.

Setelah mencatat pelemahan 0,77% di penutupan Selasa, IHSG kembali menguat tipis 0,24% ke 8.080 pada Rabu (1/10) dengan 309 saham naik, sehingga menjaga reli jangka pendek dari support 7.990-8.100 yang telah diwaspadai oleh para analis. Laju ini menunjukkan bahwa tekanan jual pasca-long weekend mulai terimbangi oleh uluran dana segar—terutama di sektor konsumer dan pertambangan—meski volume yang masih di bawah rata-rata 20 hari mengisyaratkan bahwa pelaku pasar tetap cermat menunggu sentimen baru. Bagi investor ritel, kondisi ini menawarkan celah untuk selektif entry di saham-saham yang belum overbought, sekaligus mengunci sebagian keuntungan jika harga sudah mendekati resisten 8.100 guna mengantisipasi aksi profit taking lanjutan. Apa saja lembaga asing dan faktor global yang bakal menentukan arah IHSG di sisa pekan ini?

Arus dana asing yang masih keluar—terutama dari saham perbankan besar—turut mencegih IHSG melaju lebih jauh di bursa hari ini. Sentimen profit taking ini wajar muncul setelah sejumlah emiten sudah naif 5–8% sejak awal Juni, sehingga peluang merealisasikan keuntungan jangka pendek kian menarik. Bagi investor ritel, koreksi terbatas ini bisa jadi momen untuk mengintip saham-saham yang masih bertahan hijau dan didukung fundamental kuat, terutama sektor yang kini mulai digenjot subsidi dan belanja pemerintah. Apa saja sektor itu dan bagaimana menyusun strategi entry-nya? Simak uraian berikut.

Sementara itu, rupiah di pasar spot JISDOR masih tertekan di Rp16.692/USD, melemah 0,16% dibanding penutupan kemarin; tekanan berasal dari aksi jual asing di SBN dan kekhawatiran The Fed “higher for longer” setelah PCE AS naik. Depresiasi ini membuat emiten berpendapatan dolar—seperti sektor tambang dan perkebunan—kian menarik, namun impor bahan baku mulai terasa mahal. Untuk September, IHSG masih membukukan gain 2,94% meski volatilitas harian meningkat; investor ritel bisa manfaatkan pelemahan rupiah untuk seleksi saham berfundamental kuat, terutama yang punya pricing power atau utang USD ter-cover. Bagaimana langkah tepat di tengah gejolak ini dan sektor apa yang masih punya ruang naik? Simak ulasan berikut.

Sekilas data S&P Global menunjukkan PMI Manufaktur Indonesia September 2025 turun tipis ke 50,4 dari 51,5, namun masih bertahan di zona ekspansif—level di atas 50 yang menandakan sektor pabrik masih “tumbuh, meski pelan”. Yang menarik, sub-index “new orders” masih naik, artinya permintaan dari dalam dan luar negeri belum lesu. Kontrasnya, output turun setelah lonjakan Agustus; ini biasa terjadi saat produsen menurunkan tempo untuk mengurangi stok setelah “overproduksi” di Ramadan dan Lebaran. Bagi investor ritel, sinyalnya cukup jelas: tekanan di sisi produksi belum mengganggu permintaan, sehingga sektor manufaktur—terutama consumer goods dan otomotif—masih punya ruang untuk melaporkan penjualan yang sehat di kuartal III. Lantas, apakah sentimen ini cukup menahan IHSG dari dorongan profit-taking lanjutan? Simak arus dana asing di bursa berikutnya.

Proses pencairan stimulus moneter dan fiskal yang mulai merambah ke sektor riil mendorong pelaku usaha menambah stok bahan baku maupun barang jadi guna menangkap lonjakan permintaan yang diperkirakan muncul menjelang Ramadan. Strategi ini sekaligus menjadi lindung nilai terhadap tekanan harga komoditas global sehingga margin masih terjaga bila terjadi kenaikan tiba-tiba. Bagi investor, peningkatan inventaris ini bisa menjadi sinyal awal kenaikan permintaan di sektor konsumsi dan distribusi; pantau arus kas emiten yang memiliki daya beli besar dan efisiensi pergudangan untuk menakar sejauh mana manfaatnya akan tercermin di kuartal berikutnya. Mari kita lihat sektor mana yang paling cepat merasakan dampaknya.

Dari Wall Street, sentimen positif berlanjut meski volatil: NASDAQ +0,30% dan S&P 500 +0,41% pada Senin (30/9) setelah pelaku pasar kembali mencerna risiko shutdown anggaran AS yang belum tuntas. Bagi investor lokal, pergolakan fiskal Washington menjadi pengingat bahwa aliran dana asing tetap sensitif terhadap ketidakpastian global; oleh karena itu, seleksi saham berfundamental kuat dan likuiditas tinggi menjadi kunci untuk mengantisipasi potensi profit taking di IHSG hari ini. Bagaimana sektor-sasarannya?

Data PMI Manufaktur China Agustus—49,8—masih tertahan di zona kontraksi, walau sedikit lebih tinggi dari 49,4 pada Juli. Angka di bawah 50 menandakan pabrik-pabrik di sana masih memangkas pesanan dan tenaga kerja, sehingga permintaan komoditas utama dari Indonesia—seperti batu bara, CPO, dan bijih nikel—berpotensi melambat. Bagi investor ritel, sinyal ini perlu dicermati karena sektor tambang dan perkebunan kerap jadi motor laju IHSG; jika sentimen China terus redup, aliran dana bisa kembali mengalihkan fokus ke emiten beromset domestik. Apakah pelemahan hari ini cuma profit-taking sementara, atau awal koreksi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *